Nama: Bogie Akbar
Kelas: 3IA21
NPM: 52414214
Mata Kuliah: Desain Permodelan
Grafik
Nama Dosen: Syefani Ramha Deski
A. Pengertian
DKV
Desain
komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi
visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari
individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya.
Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada
target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan
publikasi program pemerintah.
Pada
prinsipnya dkv adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari
penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg komunikatif,
efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui media
tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain
komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam
berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.
Akar bidang
dkv adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi. Tidak
seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang
desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena
itulah dkv mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk
menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.
B. Sejarah
DKV
Sejak jaman
pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk
komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan
untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain
adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat
efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu
profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan
teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dansketsa dan lain-lain.
Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen
periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan
surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah
menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan,
penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public
relations).
C. Perbedaan
DKV dengan Seni Murni
Desain
Komunikasi Visual sebagai seni rupa terapan adalah bentuk seni yang
penerapannya berlaku secara umum dalam bentuk komunikasi visual. Sedangkan Seni
murni merupakan ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih
ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Hal itu lah
yang membuat desain komunikasi visual berbeda dengan seni murni. Sebuah karya
seni lebih bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara umum. Seni bersifat
individual dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan dari pembuatnya
(seniman). Sedangkan desain grafis berorientasi kepada kegunaan atau fungsinya.
Desain grafis yang baik akan dilihat dari seberapa besar impact dari karya yang
dihasilkannya.
Sebagai
contoh, coba bandingkan saja sebuah lukisan dengan sebuah poster. Lukisan tidak
merayu siapapun untuk melakukan apapun. Lukisan hanya menggambarkan sesuatu
yang bisa dinilai bebas dari berbagai sudut pandang. Namun berbeda dengan
poster. Poster ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada massa. Dan
tingkat keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik massa terpengaruh dengan
poster tersebut.
Berikut ini merupakan
karya dari seni murni, lukisan, dll
Sementara dibawah ini
beberapa contoh dari Desain Komunikasi Visual, seperti banner, poster dll
D.
Elemen elemen
DKV
Untuk dapat
berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk
menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain
komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan
fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga
digabungkan.
1.
Desain dan
Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga
dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai
metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual).
Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan
informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda
lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itupekerjaan seorang
tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan
sehari-hari.
2.
Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari
30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu
dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini
menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang
mereka alami sehari-hari.
3.
Desain dan
Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang
berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau
fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain,
ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren
dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa
ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam
arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan
dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti
cara kerja fotosintesis.
4.
Desain dan
Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak
menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan
(advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang
ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan
(dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik
dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah)
lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar