Nama: Bogie Akbar
Kelas: 4IA21
Mata Kuliah: Pengantar Komputasi Modern
Dosen: Indra Adi Permana
Kelas: 4IA21
Mata Kuliah: Pengantar Komputasi Modern
Dosen: Indra Adi Permana
1.
Cloud Computing
Cloud Computing atau komputasi awan merupakan
kombinasi pemanfaatan teknologi komputer dengan pengembangan berbasis internet.
Sebutan cloud sendiri merupakan sebuah istilah yang diberikan pada teknologi
jaringan internet. Pada teknlogi komputasi berbasis awan semua data berada dan
disimpan di server internet, begitu juga dengan aplikasi ataupun software yang
pada umumnya dibutuhkan pengguna semuanya berada di komputer server.
Sehingga kita tidak perlu melakukan instalasi pada
server. Tetapi pengguna harus terhubung ke internet untuk bisa mengakses dan
menjalankan aplikasi yang berada di server tersebut. Penerapan komputasi awan
saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan IT terkemuka di dunia. Sebut
saja di antaranya adalah Google (google drive) dan IBM (blue cord initiative).
Sedangkan di Indonesia, salah satu perusahaan yang sudah menerapkan komputasi
awan adalah Telkom.
A.
Jenis Jenis Cloud Computing
·
Software as a Service (SaaS)
Adalah salah satu layanan
dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak)
yang telah disediakan. User hanya tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan
bisa digunakan dengan baik. Contoh, layanan email publik (Gmail, YahooMail,
Hotmail), social network (Facebook, Twitter, LinkedIn) instant messaging (Yahoo
Messenger, Skype, Line, WhatsApp) dan masih banyak lagi yang lain.
Dalam perkembangan-nya,
banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall
aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai sekarang bisa kita
nikmati lewat Cloud Computing. Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi
dan tinggal terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh, Microsoft Office
yang sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita
nikmati lewat Adobe Creative Cloud.
·
Platform as a Service (PaaS)
Adalah layanan dari Cloud
Computing kalau kita analogikan dimana kita menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya
(sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dll), untuk
menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu pusing untuk menyiapkan
“rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat
bisa berjalan dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini
menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
Sebagai analogi,
misal-nya kita sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita
sewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan-nya. Yang
penting, kita bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat
tidak nyaman, tinggal cabut dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus
layanan-nya.
Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
·
Infrastructure as a Service (IaaS)
Adalah layanan dari Cloud
Computing dimana kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (komputasi, storage,
memory, network). Kita bisa definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU),
penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lain-nya
yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang
masih kosong, dimana setelah komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya
terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa install sistem operasi dan aplikasi
apapun diatas-nya.
Contoh penyedia layanan
IaaS ini adalah: Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud,
dan sebagainya. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli
komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa kita rubah
(scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual
tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage dan
lainnya dengan segera.
B.
Manfaat Cloud Computing Serta Penerapan Dalam
Kehidupan Sehari – hari
·
Semua Data Tersimpan di Server Secara Terpusat
Salah satu keunggulan
teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan data secara
terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan oleh penyedia
layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak perlu repot
repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media
penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
·
Kemanan Data
Keamanan data pengguna
dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh penyedia layanan
Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan ISO, data pribadi,
dll.
·
Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi Cloud
menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun kita
berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet. Selain
itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas
penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan
salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa
membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang
percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
·
Investasi Jangka Panjang
Penghematan biaya akan
pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan berkurang
dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan sesuai
dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud
Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua
telah dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
C.
Cara Kerja Sistem Cloud Computing
Sistem Cloud bekerja
menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem ini
memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program untuk
menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi. Infrastruktur
seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari pengguna
disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah – perintah
tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di server
aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan disajikan
dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima sebelumnya
sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya lewat
penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server
diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk
menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data
dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas
data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung
melalui sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
2.
Grid Computing
Grid Computing adalah sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan.
Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel. Dan Indonesia sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
Grid Computing adalah sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan.
Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel. Dan Indonesia sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
A.
Cara Kerja Grid Komputing
Menurut
tulisan singkat oleh Ian Foster ada check-list yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :
- Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
- Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber daya.
- Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Grid Computing
Penggunaan
Grid Computing System untuk perusahaan-perusahaan akan banyak memberikan
manfaat, baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat
tersebut antara lain :
- Grid computing menjanjikan peningkatan utilitas, dan fleksibilitas yang lebih besar untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan informasi. Dan juga menjanjikan peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
- Grid computing bisa memberi penghematan uang, baik dari sisi investasi modal maupun operating cost–nya.
Dan
beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan
teknologi grid computing adalah sebagai berikut :
- Manajemen institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi masyarakat luas.
- Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam mengelola grid computing. Contonhya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu sendiri.
3.
Perbedaan Grid Computing dengan Cloud Computing
Komputasi grid dimana lebih dari satu komputer
koordinat untuk memecahkan masalah bersama. Sering digunakan untuk masalah yang
melibatkan banyak nomor berderak, yang dapat dengan mudah parallelisable. Cloud
computing adalah di mana aplikasi tidak mengakses sumber daya memerlukan
langsung, melainkan mengakses mereka melalui sesuatu seperti layanan. Jadi,
bukannya berbicara dengan hard drive khusus untuk penyimpanan, dan CPU khusus
untuk perhitungan, dll itu berbicara untuk beberapa layanan yang menyediakan
sumber daya tersebut. Layanan ini kemudian memetakan setiap permintaan untuk
sumber daya untuk sumber daya fisik, dalam rangka untuk menyediakan aplikasi.
Biasanya layanan memiliki akses ke sejumlah besar sumber daya fisik, dan dinamis
dapat mengalokasikan mereka seperti yang diperlukan.
Dengan cara ini, jika aplikasi membutuhkan hanya
sejumlah kecil dari beberapa sumber, mengatakan perhitungan, maka layanan hanya
mengalokasikan sedikit, mengatakan pada CPU fisik tunggal (yang dapat dibagi
dengan beberapa aplikasi lain yang menggunakan layanan). Jika aplikasi
membutuhkan sejumlah besar beberapa sumber daya, maka layanan mengalokasikan
bahwa jumlah besar, mengatakan grid CPU. Aplikasi ini relatif tidak menyadari
ini, dan semua penanganan yang kompleks dan koordinasi dilakukan oleh layanan,
tidak aplikasi. Dengan cara ini aplikasi dapat skala dengan baik.
Misalnya sebuah situs web yang ditulis "di
awan" mungkin berbagi server dengan banyak situs web lain sementara ia
memiliki jumlah rendah lalu lintas, tetapi dapat pindah ke dedicated server
sendiri, atau grid server, jika pernah memiliki sejumlah besar lalu lintas. Ini
semua ditangani oleh layanan cloud, sehingga aplikasi tidak harus dimodifikasi secara
drastis untuk mengatasi. Awan biasanya
akan menggunakan grid. Sebuah grid tidak selalu awan atau bagian dari awan.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar